Selasa, 10 November 2015

Nuzulul Qur'an



Nuzulul Qur’an
A.    Definisi Penurunan
      Istilah “penurunan” (al-Qur’an) atau “nuzul” (al-Qur’an) beserta kata jadiaannya (isytiqaq) banyak terdapat dalam al-Qur’an seperti dalam QS. Al-Isra’: 105 yang memiliki arti “Dan Kami turunkan (al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya dan al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran”.
      Kata “nuzul” dalam penggunaan bahasa diartikan sebagai proses menuju dan menempati suatu tempat. Sedangkan bentuk transitifnya yaitu “al-inzal” yang berarti proses,menunjukkan dan menempatkan sesuatu ke suatu tempat.
      Secara istilah, kata “nuzul” diartikan “turunnya sesuatu dari atas ke bawah”. Sedangkan menurut transitifnya berarti  “menggerakkan sesuatu dari atas ke bawah”.
B.     Tahapan Penurunan
1.      Ke Lauh al Mahfud
      QS. Al Buruj: 21-22 yang artinya “bahkan yang dinyatakan itu ialah al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfudz.Keberadaannya di Lauh Mahfudz ini adalah dengan cara dan pada waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan orang yang diperlihatkan kepada keghaiban-Nya.
2.     Ke Bait al Izzah di langit dunia  
      Beberapa riwayat yang menegaskan proses turunnya al-Qur’an di Baitul Izzah dari langit dunia diantaranya adalah : 
     Ø  Imam Hakim yang ditakhrij dari Sa’id ibn Jubair dari Abbas : “Al-Qur’an dipisahkan dari al Dzikr, lalu diletakkan di Baitul Izzah dari langit dunia, kemudian Jibril membawanya turun kepada Nabi Muhammad saw”. 
     Ø  Imam al Nasa’i, al Hakim, dan al Baihaqiy mentakhrij dari jalur Daud ibn Abi Hind dari ‘Ikrimah dari Ibn Abbas, katanya: “Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan sekali ke langit duniapada malam al Qadar. Kemudian diturunkan ke dalam dua puluh tahun , kemudian beliau membaca firman Allah”. (QS. Al Furqon:33). 
      Ø  Imam al Hakim, al Baihaqiy dan yang lainnya mentakhrij riwayat melalui Manshur dari Sa’id ibn Jubair dari Ibn Abbas, katanya: “Al-Qur’an diturunkan satu kali secara keseluruhan ke langit dunia, di tempat beredarnya bintang-bintang. Allah juga menurunkannya kepada Rasul-Nya saw sebagian demi sebagian”. 
      Sebagian ulama menyebutkan bahwa turunnya al-Qur’an ke langit dunia adalah untuk membakar keinginan nabi saw terhadapnya, sejalan dengan sebuah syair: “Hari yang paling membuat sangat gandrung Bila kemah-kemah dekat dengan kemah-kemah lain”. 
3.       Penurunannya melalui malaikat jibril 
      Penurunan ini merupakan tahap terakhir yang tersebar sinar di dunia dan hidayah-Nya sampai kepada makhluk. Penurunan ini melalui malaikat Jibril yang membawanya turun ke dalam hati nabi saw. QS. Sy-Syuara’: 193-195, yang artinya : “Dia dibawa turun oleh al Ruh al Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang member peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.Bentuk al-Qur’an yang dibawa turun Jibril kepada Nabi sawSegala bentuk lafadz,makna, urutan dan redaksinya berasal dari Allah, tidak ada campur tangan sedikitpun dari Nabi saw maupun Jibril. Sedangkan Hadits Qudsiy dengan seluruh lafadznya juga dari Allah dan Hadits Nabawiy  yang diwahyukan adalah maknanya(redaksinya dari Nabi Muhammad sendiri. Perbedaan al-Qur’an dengan dua hadits ini diantaranya adalah dari segi keistimewaanya. Jadi al-Qur’an mempunyai keistimewaan, sedangkan kedua hadits itu tidvk memiliki keistimewaan. 
Diantara keistimewaan al-Qur’an : 
·         Mengandung kemukjizatan 
·         Dinilai ibadah bagi yang membacanya 
·         Wajib menjaga redaksinya
C.     Masa Penurunan
     Nuzul al-Qur’an dimulai sejak Nabi Muhammad diutus sebagai Rosul hingga berakhir beberapa saat sebelum kewafatan beliau. Jangka waktu itu diperkirakan 20,23 hingga 25 tahun, sesuai dengan perbedaan masa domisili beliau di Makkah setelah terutus, apakah 10, 13 atau 15 tahun. Adapun masa domisili beliau di Madinah, disepakati selama 10 tahun. Tetapi secara lebih detail bahwa domisili beliau di Makkah selama 12 tahun, 5 bulan, 13 hari dari 17 Romadhon tahun 41 kelahiran beliau hingga awal Robi’ul Awal tahun 54 dari kelahiran beliau. Sedangkan masa domisili beliau di Madinah bermula setelah hijrah selama 9 tahun 9 bulan dan 9 hari sejak awal Robi’ul Awal tahun 54 dari kelahiran beliau hingga 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran beliau, bertepatan dengan tahun 10 Hijriyah. 
     Akan tetapi perhitungan itu belum final dan masih memerlukan perhitungan ulang yang masih rasionable dan argumentatif. Karena perhitungan tersebut mengabaikan penghitungan turunnya wahyu kepada beliau sejak dini, yakni melalui mimpi yang benar dalam 6 bulan, yang disebutkan secara tegas di dalam hadits sahih. 
     Al-Qur’an yang turun kepada Rasul saw selama kurun waktu 20 25 tahun tersebut diturunkan secara berangsur-angsur. Tetapi diriwayatkan bahwa kaum kafir Yahudi dan Nasrani maupun kaum musyrik mencela Nabi saw atas turunnya al Qur’an secara berangsur-angsur. Mereka mendesak agar al- Qur’an diturunkan sekali saja. Lalu al-quran menurunkan QS. al-isra’ ’ ayat 106 untuk menyanggah mereka. Sanggahan itu menunjukkan dua hal: pertama, bahwa al-Qur’an turun secara berangsur-angsur kepada Nabi saw. Kedua, kitab-kitab samawi sebelumnya turun sekali saja secara keseluruhan. Ini sudah masyhur dikalangan ulama dan hampir menjadi konsensus dikalangan mereka. 
     Alasan-alasan pengambilan hal itu adalah bahwa al-Qur’an tidak mendustakan dakwaan mereka tentang turunnya kitab-kitab samawi sebelumnya secara keseluruhan sekali turun, tetapi justru memberikan jawaban kepada mereka dengan menjelaskan hikmah turunnya al-Qur’an secara berangsur. Penurunan secara berangsur-angsur merupakan sunatullah berkenaan dengan apa yang Dia turunkan kepada Nabi-nabi sebelumnya. Sebagaimana Allah menyanggah dengan firman-Nya:“Dan Kami tidak mengutus Rosul-rosul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar” (QS. al-Furqon:20).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar